Ilustrasi
Pada April 2007 ada kawat yang bertitel 'Dugaan keterlibatan pejabat tinggi'. Munir sendiri tewas di dalam pesawat Garuda dalam penerbangannya ke Belanda tahun 2004.
Sidney Morning Herald, Sabtu (18/12/2010), menulis para diplomat Amerika ragu Indonesia bisa membawa otak pelaku di balik pembunuhan Munir ke meja hijau. Keraguan itu muncul setelah diplomat AS mendengar pemaparan dari kepolisian Indonesia yang menyebutkan ada "high level involvement" dalam kasus Munir.
Kabel berikutnya yang bocor yakni Juni 2008. Setelah penahanan atas mantan Deputi Badan Intelijen Negara (BIN) Muchdi Pr, yang saat ini kasasinya sudah diputus bebas, muncul sejumlah bukti baru.
"Kontak lainnya juga memberi tahu kamu kalau polisi punya bukti baru dari sejumlah pertemuan yang dihadiri pejabat senior BIN,".
Kasus Munir memang sejak awal menjadi perhatian publik. Berdasarkan hasil visum dokter forensik, Munir meninggal karena diracun dengan zat kimia, arsenik.
Bekas pilot Garuda Indonesia, Pollycarpus Budihari Priyanto telah dihukum pidana 20 tahun penjara. Namun, terdakwa lainnya, mantan Deputi V Badan Intelijen Indonesia (BIN) Muchdi Pr dinyatakan tidak bersalah oleh pengadilan dengan vonis bebas murni.
(gah/irw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar